Yogyakarta (29/07/2019) konidiy.or.id – Sejumlah 30 atlet Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dari lima cabang olahraga (cabor) yakni judo, atletik, wushu, woodball, dan balap sepeda dipastikan lolos Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Tahun 2020 Papua, seusai mencatatkan prestasi dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) maupun Kualifikasi Pra-PON Tahun 2019 yang berlangsung hingga 28 Juli 2019.
Di antaranya meliputi Toga Pramandita (kelas tarung +100 kg senior judo), Muhammad Candra (kelas tarung -100 kg senior judo), M. Arya Syanda (kelas tarung -73 kg junior judo), M. Zamroni (kelas seni nageno kata judo), Aprilianda Adhi Timur (kelas seni nageno kata judo), Desi Arwanti (kelas seni juno kata judo), Intan Nur Ulfa B.J. (kelas seni juno kata judo), Indah Lupita Sari (jalan cepat atletik), Dani Krismanto (lompat jauh atletik), Nur Shodiq (lari jarak jauh atletik), Kamilia Lituhayu (taiji quan wushu), Marcheline Angela Christy (jian shu wushu), Zefanya Adelia Sidharta (taiji jian wushu), Hans Gunawan Iskanda (taiji quan wushu), Antonius Petra Mahesa DS (duilian wushu), Yudhistira Ridzji Putra W. (duilian wushu), Indah Galuh Pratiwi (nan quan wushu), Wulan Slamet Susilo (perorangan woodball), Hasna Dzakiyah Fauziyanti (perorangan woodball), dan sepuluh kuota atlet untuk cabor balap sepeda (ISSI).
“Alhamdulillah kita sudah meloloskan 29 atlet, dari lima cabang olahraga yakni judo, atletik, wushu, woodball dan balap sepeda. Balap sepeda memang tidak tertera nama tapi itu by number, kita dapat kuota 10 atlet, karena kita mendapat peringkat ketiga dari hasil Pra-PON kemarin. Peringkat pertama Jatim dapat kuota 14, Jabar dapat kuota 12, dan DIY dapat kuota 10,” ujar Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DIY Prof. Dr. Djoko Pekik Irianto, M.Kes., AIFO, didampingi Sekretaris Umum Drs. Agung Nugroho, M.Si., Ketua Bidang (Kabid) Sport Science, Iptek & Litbang Prof. Dr. Suharjana, M.Kes., AIFO, Kabid Media dan Humas Nolik Maryono, serta Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) Drs. Prawendro AS, saat memberikan keterangan pers di Ruang Rapat Lantai 1 KONI DIY pada Senin (29/07).
Lebih lanjut dijelaskan, berdasarkan hasil Pra-PON di atas praktis per 1 Agustus 2019 akan terdapat Surat Keputusan (SK) baru untuk atlet Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Pra-PON KONI DIY. Seperti keberlanjutan atlet Puslatda yang lolos PON, dan pencoretan atau degradasi bagi atlet yang tidak lolos. Sebaliknya, atlet yang semula belum masuk dalam Puslatda namun lolos PON, akan dimasukkan dalam SK Promosi. Selain lima cabor di atas, pada Juli – Agustus 2019 ini kembali ada cabor yang akan memberangkatkan atlet-atletnya ke ajang Pra-PON.
Seperti atletik dan golf, lalu panjat tebing, sepak takraw, hockey outdoor, dansa, basket 3×3, PABBSI, rugby, billiar, terbang layang, dan bola voli indoor di bulan Agustus 2019. Kualifikasi Pra-PON sendiri direncanakan akan berlangsung hingga Januari 2020, yakni sembilan bulan sebelum penyelenggaraan di Papua pada 20 Oktober 2020 mendatang. Dan dari semua cabor, hanya cabor pencak silat dan sepakbola yang hingga kini masih belum diketahui pelaksanaannya.
“30 atlet ini merupakan motivator bagi kita semua, untuk mencapai target jumlah atlet sekitar 125-150 harapan kita atlet bisa lolos ke Pra-PON. Karena seperti diketahui bahwa karena jarak yang jauh, akomodasi biaya mahal, maka kita perkirakan yang akan berangkat separuh dari kontingen saat di Jabar lalu. Saat ini kita juga masih berjuang untuk anggaran, karena terlait dengan angka 125 -150 atlet ini asumsi biaya setiap orang rata-rata Rp 40 jutaan,” jelasnya sembari mengapresiasi pencapaian cabor dan atlet yang lolos PON.
Perihal kepastian pemberangkatan atlet dengan pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DIY, pihaknya saat ini fokus pada lolos tidaknya atlet di ajang Pra-PON terlebih dahulu. Namun sekali lagi ditegaskan bahwa hal tersebut tetap mengacu pada ketentuan masuk dalam peringkat 1, 2, dan 3 di kejuaraan nasional, serta peringkat 1 di kejuaraan wilayah. Sementara untuk cabor balap sepeda yang mendapatkan peringkat ketiga berdasarkan pengumpulan poin tim, dikemukakan bahwa pihaknya akan mencoba untuk melihat detailnya. Misal untuk nomor road race, meskipun perorangan namun yang bertanding empat orang. Ketika melihat hal ini tentu tidak dapat langsung ‘gebyak uyah’ saja.
Guru Besar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta (FIK UNY) ini juga mengatakan bahwa pihaknya memiliki mimpi untuk untuk bisa menghasilkan emas terbaik bagi DIY. Yang setidaknya sama dengan perolehan DIY di PON XIX Tahun 2016 Jawa Barat lalu yakni 16 medali emas. Sejumlah cabor pun menjadi andalan bagi DIY untuk meraih emas tersebut seperti voli pasir, sepatu roda, panahan, terbang layang, taekwondo, balap motor, dan balap sepeda.
Caption Foto : Ketua Umum KONI DIY Prof. Dr. Djoko Pekik Irianto, M.Kes., AIFO., didampingi Ketua Bidang (Kabid) Sport Science, Iptek & Litbang Prof. Dr. Suharjana, M.Kes., AIFO., & jajaran saat memberikan keterangan pers kepada awak media di Ruang Rapat Lantai 1 KONI DIY pada Senin (29/07).
Foto & Teks : Bidang Media dan Humas KONI DIY