Yogyakarta (23/7/2021) koni.jogjaprov.go.id – Dunia olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berduka, salah satu putra terbaiknya yakni atlet binaraga Bintarto meninggal dunia pada Jum’at (23/7) pukul 18.30 WIB di Rumah Sakit (RS) Sakinah Idaman Yogyakarta. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Seno Ari Wibowo, Pelatih Pemusatan Latihan Daerah Pekan Olahraga Nasional (Puslatda PON) XX Papua Tahun 2021 Provinsi DIY Cabang Olahraga (Cabor) Binaraga sekaligus keponakan almarhum, melalui jejaring whatsapp.
“Inna lillahi wa inna ilaihi rojiún, telah meninggal dunia Bapak Bintarto pada Jum’at (23/7) jam 18.30 WIB. Semoga almarhum husnul khotimah, dan amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT, amin,” ujar Seno.
Kabar ini tentu mengejutkan banyak pihak, tidak terkecuali rekan atlet seperjuangan Bambang Joko Gambiro. Pria yang merupakan mantan atlet sekaligus pelatih cabor angkat berat itu mengatakan bahwa almarhum merupakan sosok yang memiliki semangat, motivasi, dan kemauan yang keras dalam berlatih. Selain itu juga dinilai memiliki tubuh proporsional dengan tinggi dan besar yang terbilang langka di kelasnya saat itu. Juga termasuk atlet yang terbentuk secara ‘natural’, mengingat di sekitar tahun 1985 belum banyak produk suplemen di pasaran. Dikisahkan bahwa sebelum terjun di cabor binaraga, almarhum terlebih dahulu menggeluti cabor gulat bersama sang kakak almarhum Kismoyo, dengan dibina langsung pelatih gulat Baniara Hutagaol. Namun kemudian hijrah ke binaraga yang saat itu masih di bawah naungan Persatuan Angkat Besi, Angkat Berat, dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI) DIY bersama dirinya. Hingga akhirnya Bambang beralih ke cabor angkat berat.
“Nderek bela sungkawa, mugi husnul khotimah, amin,” kata Bambang yang juga menjabat sebagai Ketua Harian Pengurus Daerah (Pengda) Perkumpulan Angkat Berat Seluruh Indonesia (PABERSI) DIY ini.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Harian Pengda Perkumpulan Binaraga dan Fitness Indonesia (PBFI) DIY Atok Suhartanto. Pihaknya merasa kehilangan sosok almarhum yang ramah, gigih, mudah bergaul, juga salah satu atlet yang mengawali prestasi binaraga DIY di tingkat nasional. Diketahui selama menjadi atlet, Bintarto pernah membawa bendera DIY dan mengharumkan nama daerah di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XII 1989 dan PON XIII 1993 Jakarta. Dengan perolehan masing-masing yakni medali perunggu dan medali perak di kelas plus 90 kilogram (kg).
“(Binaraga DIY kiprah perdana di PON) tahun 1985 dengan binaragawan DIY waktu itu Bintarto, Ristio Widodo, dan Slamet, namun belum dapat medali. Lalu tahun 1989 DIY sukses karena ada binaragawan Heryanto yang berhasil meraih emas di kelas 65 kg, dan Bintarto dengan medali perunggu dengan kelas di atas 90 kg. Di PON 1993, Heryanto meraih emas, Bintarto perak, dan David Kayom perunggu di kelas 60 kg. Nderek bela sungkawa, mugi-mugi almarhum mas Bintarto husnul khotimah, kulawarga kaparingan tabah lan tawakal, amin,” harap Atok.
Almarhum yang merupakan putra pasangan Pawiro Sukarjo dan Suratiyem ini wafat karena sakit dengan keterangan hasil swab negatif Covid-19. Dan dimakamkan di Bantulan. Sidoarum, Godean, Sleman. Dalam kesempatan ini Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DIY Prof. Dr. H. Djoko Pekik Irianto, M.Kes., AIFO., dan keluarga besar KONI DIY juga turut menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya almarhum. Semoga segala dosa diampuni, dan amal ibadah almarhum diterima oleh Allah SWT, serta keluarga diberikan ketabahan dan keikhlasan, amin ya robbal álamin.
Caption Foto : (dari kiri ke kanan) Pelatih/Kakak Kismoyo (alm), Atlet Binaraga DIY Bintarto (alm), Ketua Umum PABBSI Susilo Sudarman, Atlet Binaraga DIY Heryanto, foto bersama dalam kegiatan Malam Syukuran Prestasi PABBSI dalam PON untuk Menyongsong Prestasi Lebih Baik pada tahun 1993 lalu.
Foto : Istimewa
Teks : Bidang Promosi, Media dan Humas KONI DIY