Yogyakarta (05/11/2019) konidiy.or.id – Pengurus Daerah Persatuan Catur Seluruh Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (Pengda Percasi DIY) mengirimkan 5 atlet putra untuk mengikuti ajang Pra-Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) Tahun 2019 Zona Jawa pada 5-10 November 2019 di Cilacap, Provinsi Jawa Tengah.
Mereka yang terdiri dari M. Kahfi Maulana, Roid Attakatsur, MN., M. Wahyu, R.S., MN., Andhita Wicaksono, dan Ridwan Nursanto, MN., itu keberangkatannya juga didampingi oleh Manajer Tim M. Nurzani Setiawan, S.Sos., Asisten Manajer Iwan Prihastomo, MF. PNU., serta Pelatih Bimo Triardi Wijaya, MN. WNP. PNP. Ajang yang mempertandingkan kelas perorangan dan beregu ini, nantinya diikuti oleh 6 provinsi. Yakni DIY, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
“Untuk perorangan bisa melihat Kahfi yang prestasinya dalam tahun-tahun terakhir bisa mengimbangi gelar Master Internasional, Master FIDE, maupun Master Nasional. Sehingga kelas ini ditargetkan bisa lolos nomor 1 atau 2 untuk berhak lolos PON,” ujar Nurzani, yang juga menjabat sebagai Ketua II Bidang Pembinaan Prestasi, Kepelatihan, dan Perwasitan Pengda Percasi DIY, dalam Kegiatan Pelepasan Atlet Pra-Kualifikasi PON Cabor Catur di Ruang Rapat Lantai 1 Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DIY pada Selasa (05/11/2019).
Sedangkan untuk kelas beregu, lanjut dia, keberadaan Tim Catur DIY justru dinilai sebagai kuda hitam oleh rival-rivalnya. Hal ini tak lepas dari peta kekuatan tim yang sama-sama kuat di antara lima provinsi yang ada di Zona Jawa tersebut. Namun demikian, pihaknya optimis bisa lolos babak playoff dengan kekompakan dan hasil latihan rutin yang telah diasah selama ini.
“Dari Ketua Umum KONI DIY mohon untuk dapat memberikan pengarahan supaya tim bertambah semangat, mental kuat, hingga prestasi tercapai, amin ya robbal ‘alamin,” jelas pria yang juga akrab disapa Inung ini.
Ketua Umum KONI DIY Prof. Dr. Djoko Pekik Irianto, M.Kes., AIFO., yang hadir didampingi Sekretaris Umum Drs. Agung Nugroho, M.Si., dan Anggota Bidang Pembinaan Prestasi Wesley Heince Parera Tauntu, SE., mendorong para atlet untuk berjuang dengan gigih dan maksimal. Terutama atlet kelas beregu, yang walaupun tidak diunggulkan untuk tidak mau kalah dalam meraih prestasi setinggi-tingginya. Dan memenuhi kuota lolos PON kriteria KONI DIY dan PB PON.
Dikemukakan, saat ini masih ada peluang bagi atlet catur dalam hal tersebut. Mengingat dalam perjalanannya menuju PON XX Papua Tahun 2020 mendatang, cabor dansa dan balap sepeda justru dicoret dan batal dipertandingkan. Sebagai informasi, hingga saat ini ada sekitar 103 atlet DIY yang lolos kriteria KONI DIY maupun PB PON, dari total sekitar 150 atlet yang akan diberangkatkan ke Papua nantinya. Dari 103 atlet itu kini menjadi sekitar 80-90 atlet, minus dansa dan balap sepeda.
Di sisi lain, Guru Besar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta (FIK UNY) ini juga turut mengapresiasi dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pengda Percasi DIY yang telah mempersiapkan tim untuk berlaga di ajang tersebut. Selain itu dia juga mengingatkan bahwa para atlet ini berangkat tidak hanya mewakili Pengda Percasi maupun KONI DIY, namun sekaligus menjadi duta dan wakil masyarakat DIY.
“Atas nama KONI DIY dan seizin Bapak/Ibu sekalian, dengan mengucapkan Bismillahirrohmanirrohim maka Kontingen Catur DIY dalam rangka Pra-Kualifikasi PON saya nyatakan dikukuhkan dan dilepas menuju Cilacap, Insya Allah dengan hasil maksimal,” imbuh Prof. Djoko.
Foto & Teks : Bidang Media dan Humas KONI DIY