KONI DIY

logo koni

KONI

Daerah Istimewa Yogyakarta

KEMENPORA DORONG PELAKU OLAHRAGA DIY LAKUKAN INOVASI

KEMENPORA DORONG PELAKU OLAHRAGA DIY LAKUKAN INOVASI

Bantul (19/08/2019) konidiy.or.id – Para pelaku olahraga di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) didorong oleh Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), untuk terus melakukan inovasi dalam pengembangan keolahragaan di daerah, supaya dapat mencetak banyak prestasi dan memajukan dunia olahraga di DIY dan Indonesia umumnya. Hal ini sangatlah penting, mengingat kondisi keolahragaan saat ini dinilai selalu ‘monoton’ sehingga sulit berkembang. Baik itu dalam hal manajemen maupun pengelolaan organisasi, hingga pembinaan atlet dan peningkatan tenaga keolahragaan.    

“Saya kira yang namanya kata ‘monoton’ itu, kita semua tidak menutup mata bahwa bagaimana kita teriak tentang olahraga harus berprestasi. Siapa pengelolanya, bergairah tidak, bagaimana cara mencari dan menggali bibit, monoton tidak. Apakah ini sudah benar dilakukan, pembibitan adalah dari peserta didik dan hukumnya wajib, ternyata tidak, wong olahraga itu kadang di sekolah masih menjadi pilihan, itu namanya monoton,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora Dr. Yuni Poerwanti, M.Pd., kepada awak media usai membuka kegiatan Pelatihan Manajemen Olahraga dan Kapasitas Pengelola Organisasi Olahraga Fungsional, Profesional, dan Prestasi Tahun 2019 di Ros-In Hotel Yogyakarta pada Senin (19/08/2019). 

Lebih lanjut dijelaskan bahwa itu tidak bisa dan seharusnya olahraga itu wajib dilakukan oleh siapapun. Berbicara tentang data, ditemukan bahwa RPJMN Indonesia 2015-2019 haruslah mencapai 35 persen bagi usia 10 tahun ke atas. Namun yang terjadi tidaklah demikian, bahwa dari tahun 2012 sampai sekarang saja baru mencapai 25 persen, dan saat ini belum ada pendataan kembali. Kemudian bagaimana melakukan kompetisi, dalam satu tahun berapa daerah yang memiliki kompetisi. Harapannya ada Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) dan Pekan Olahraga Pelajar Wilayah (POPWIL). Mengapa masing-masing tidak digelar sebanyak tiga kali, kalau memang akan meningkatkan prestasi. 

“Apakah itu namanya tidak monoton, siapa yang akan mengukur coba, nah itu baru dari sisi itu. Lalu bagaimana mengelolanya, habis tidak ada dana, apakah hanya dana yang bisa dikejar saja, lalu dana itu akan meningkatkan prestasi, tidak, tapi ada strategi-strategi juga yang harus dilakukan oleh para pengelola. Itulah yang saya katakan harus dinamis dan tidak monoton. Jadi harapan pengelolaan yang baik seperti apa, sekarang yang ada seperti apa, nah di situ nanti akan ada kesenjangan, kalau ada kesenjangan ini akan dihapus atau dieliminir, atau dikurangi, maka disitulah nilainya perubahan,” jelasnya. 

Perihal target yang ingin dicapai, tentu pihaknya ingin dapat tercipta pengelolaan dari induk cabang olahraga (cabor) prestasi yang meningkat, bergairah, dinamis, berkualitas, dan lebih hidup dalam membawa kehidupan organisasi. Apabila pengurus induk cabor sudah ‘humble’, otomatis di dalamnya diperhatikan. Seperti bagaimana kualitas pelatih, wasit, maupun para atlet yang sudah dibawa ke ‘high performance’. Lalu bagaimana perkembangan bakatnya, bagaimana untuk menyeleksi atlet, atau pelatih berprestasi misalnya, maka akan ketahuan semuanya.

“Anggap bahwa peningkatan kualitas keolahragaan ini sama dengan meningkatkan kualitas keluarga. Kalau ayah dan ibunya ‘humble’, pasti anak-anaknya punya integritas, berprestasi, memiliki karakter hebat, dan siap tempur kemanapun tiap keluar rumah. Itulah gambaran saya tentang pengelolaan induk cabor,” kata dia.    

Sekitar  100 orang dari berbagai induk cabor, MGMP Guru Olahraga, NPC, Forturin, Soinah, Bapopsi dan Bapomi di DIY hadir mengikuti kegiatan yang diadakan oleh Asdep Peningkatan Tenaga dan Organisasi Keolahragaan, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi, Kemenpora Tahun 2019 tersebut. Dengan maksud dan tujuan, dapat meningkatkan peranan induk organisasi keolahragaan dalam meningkatkan prestasi olahraga di daerah. Meningkatkan kualitas pengelolaan induk organisasi keolahragaan di daerah. Serta meningkatkan kompetensi manajeman pengelola dan pembina organisasi olahraga di daerah. Pelatihan yang diadakan pada 19-21 Agustus 2019 ini diharapkan dapat lebih bermanfaat dan berdaya guna dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai pengelola dan pembina organisasi olahraga di daerah. 

“Dengan adanya ini sangat membantu sekali, mengingat di sini sangatlah terbatas, apalagi pendanaan terkait manajemen keolahragaan. Semoga ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua supaya kita dapat menggalang prestasi yang lebih baik ke depannya,” imbuh Kepala Balai Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (BPO Disdikpora) DIY Drs. Eka Heru Prasetya.  

Turut hadir pula Sekretaris Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DIY Drs. Agung Nugroho, M.Si., dan narasumber dalam kegiatan tersebut.

Foto & Teks : Bidang Media dan Humas KONI DIY

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top