Kegagalan adalah awal dari suatu keberhasilan, istilah tersebut cocok menggambarkan kondisi Dyah Purnama Sari saat ini. Atlet pencak silat asal Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu akhirnya mampu membuktikan dirinya dengan meraih medali emas kelas tanding bebas putri plus 65 kilogram (kg) dalam 18th World Pencak Silat Championship 2018 Singapura yang berlangsung pada 13-16 Desember 2018, usai sebelumnya gagal lolos dalam Seleksi Nasional (Seleknas) Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.
Meski tidak memperkuat kontingen Indonesia, hal itu tak lantas membuat dara 26 tahun ini patah arang. Dirinya pun terus berupaya mengasah kemampuan individual, termasuk di dalamnya menjalani program Pemusatan Latihan Daerah Komite Olahraga Nasional Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (Puslatda KONI DIY) Level 1. Kerja keras yang dijalani pun tidaklah sia-sia, ketika pada 27 Oktober 2018 lalu dirinya dipanggil kembali oleh Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) untuk mengikuti Seleknas 18th World Pencak Silat Championship 2018 Singapura, kemudian lolos dan mengikuti Training Center (TC) sekitar sebulan di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
“Alhamdulillah bersyukur sekali diberi Allah SWT nikmat yang luar biasa ini. Berkat doa dan dukungan orang tua, orang-orang terdekat, dan banyak orang saya bisa meraih juara ini,” ujar Dyah kepada Bidang Media dan Humas KONI DIY melalui jaringan whatsapp pada Selasa (18/12/2018).
Dikemukakan, perjuangan menuju juara tidaklah mudah, terlebih ketika cabang olahraga (cabor) pencak silat kini sudah dikenal di Asia melalui ajang Asian Games 2018 lalu. Praktis, hal tersebut menjadikan salah satu cabor bela diri ini memiliki tingkat persaingan yang merata. Namun demikian, Dyah yang sudah mendapatkan keberuntungan melalui undian dan langsung menuju babak semifinal tersebut, akhirnya berhasil meraih prestasi dengan mengalahkan rival terberatnya dari Vietnam, dan mengungguli atlet Singapura di babak final dengan skor telak 5-0. Torehan yang didapat, ke depan akan dijadikannya bekal menuju Seleknas SEA Games 2019 Filipina dan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua Tahun 2020.
“Insya Allah hasil ini nantinya juga buat tiket Seleknas SEA Games 2019, juga PON,” jelas peraih medali emas kelas E putri 65-70 kg PON XIX Jawa Barat Tahun 2016, medali perak Pra-SEA Games 2017 Malaysia, dan perunggu Kejuaraan Asia Pasifik 2018 India itu.
Di samping Dyah, rekan sedaerahnya Firdhana Wahyu Putra juga turut menyumbangkan medali perunggu kelas J putra dalam event 18th World Pencak Silat Championship 2018 Singapura. Hasil ini melengkapi total medali yang diraih oleh kontingen Indonesia yakni 5 emas, 5 perak, 5 perunggu. Perolehan tersebut menempatkan Indonesia di peringkat ketiga, di bawah Singapura yang menempati peringkat pertama dengan 7 emas, 6 perak, 7 perunggu. Serta Vietnam di peringkat kedua dengan 6 emas, 3 perak, 4 perunggu.
Caption Foto : Atlet Pencak Silat asal DIY, Dyah Purnama Sari & Firdhana Wahyu Putra, foto bersama usai menerima penghargaan dalam 18th World Pencak Silat Championship 2018 Singapura.
Foto : Istimewa
Teks : Bidang Media dan Humas KONI DIY