Komite Olahraga Nasional Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (KONI DIY) positif memberikan dukungannya kepada Aceh dan Sumatera Utara (Sumut), untuk menjadi tuan rumah bersama dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2022/2024 mendatang. Hal ini tak lepas dari kesiapan kedua provinsi tersebut dalam menyelenggarakan ajang olahraga multievent tertinggi di Indonesia, juga tujuan calon tuan rumah yang tidak berambisi untuk menjadi juara umum, dan justru ingin membawa roh PON kembali ke asalnya.
“Yang namanya NKRI kalau ada saudara kandung, sebangsa se-Tanah Air, minta dukungan, tidak ada kata lain untuk sengkuyung atau mendukung jadi tuan rumah PON XXI 2022/2024. Mudah-mudahan bisa digelar di sana,” ujar Ketua Umum KONI DIY dr Hadianto Ismangoen, SpA dalam sambutannya di tengah-tengah kunjungan KONI Aceh-Sumut di kantor KONI DIY, Rabu (27/12/2017).
Dokter Antok berharap, dalam penyelenggaraan PON mendatang tuan rumah nantinya bisa tetap menggelar pertandingan cabang olahraga (cabor) yang ada, seperti PON-PON sebelumnya, dan bukannya meniadakan cabor karena pertimbangan tertentu. Dirinya mencontohkan ketika cabor panahan gagal dipertandingkan di POMNAS Makassar beberapa waktu lalu. Di sisi lain, dengan adanya dukungan yang diberikan ini, ke depan baik Aceh maupun Sumut diharapkan dapat memberikan dukungan sebaliknya ke KONI DIY, untuk menjadi tuan rumah PON berikutnya.
Ketua I KONI DIY Prof Dr Djoko Pekik Irianto, MKes, AIFO, mengatakan, ada beberapa catatan bagi KONI Aceh maupun Sumut sebagai bahan pertimbangan, terutama dalam rangka bidding tuan rumah PON pada tahun 2018 mendatang. Yakni rencana pelaksanaan PON dari empat tahun menjadi dua tahun sekali, yang masih dalam proses penyusunan. Terlebih hal tersebut belum dilegalkan akan digelar pada tahun 2022 atau 2024. Kemudian rencana pengajuan tuan rumah bersama dinilai cukup berat untuk bisa lolos, walaupun mendapatkan banyak dukungan. Hal ini mengingat PP Nomor 17 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pekan dan Kejuaraan Olahraga masih mencantumkan penyelenggara atau tuan rumah dari satu provinsi.
“Tapi ini luar biasa, kalau tuan rumah mengatakan tidak ingin jadi juara umum. Semoga objektifitas bisa ditegakkan, dan berharap bisa berjalan lancar,” jelas Prof Djoko Pekik.
Sementara itu Wakil Ketua Umum I KONI Sumut Prof Agung Sunarno, menghaturkan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada KONI DIY atas dukungan yang diberikan kepada pihaknya. Dikemukakan, tidak mudah dan butuh persiapan 2-3 tahun untuk bersama-sama satukan visi maupun misi dengan KONI Aceh. Meski pernah gagal menjadi tuan rumah PON, kedua provinsi tidak patah arang dan tetap optimis bisa menjadi tuan rumah PON tahun 2022/2024 mendatang. Ini tak lepas dari tujuan untuk memajukan prestasi atlet dan menciptakan sportifitas dalam suatu pertandingan olahraga.
“Kami ingin kembalikan roh PON yang sedikit melenceng, tidak ingin menjadi juara umum, justru memajukan prestasi atlet dan ciptakan sportifitas. Jujur kami kecewa dengan PON lalu, dan untuk di Papua besok tahun 2020 juga belum jelas berapa cabornya. Untuk 52-58 cabor, kami siap pertandingkan. Pembagian venue pun sudah kami bahas dengan Aceh,” urai Prof Agung.
Dia menjamin venue penyelenggaraan PON nantinya tidak akan lebih dari 80 kilometer (km). Sehingga atlet yang akan bertanding bisa tetap fit dan fokus, tidak terbebani jarak ke lokasi pertandingan yang jauh. Dan bisa ditempuh dengan perjalanan darat maupun udara. Dari total 34 provinsi di Indonesia, pihaknya mengklaim kini telah mendapatkan dukungan dari 24 provinsi, termasuk salah satunya dari KONI DIY.
“Pembagian cabor sudah kami rapatkan bersama sebelum bidding. Supaya kalau terpilih jadi tuan rumah, tidak jadi masalah nantinya. Itu juga akan kami jelaskan pada saat bidding. Seperti softball dan sepakbola di Aceh, lalu voli pantai, dansa, dan renang di Medan,” kata Sekretaris Umum KONI Sumut Drs. Chairul Azmi Hutasuhut, M.Pd.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Harian KONI Aceh Kamarudin Abubakar. Di mana pihaknya mengucapkan terima kasih kepada KONI DIY atas dukungan yang diberikan. Sebagai sesama daerah istimewa, dirinya berharap hubungan baik ke depannya dapat terus tercipta, entah itu di bidang pendidikan maupun olahraga.
Foto & Teks : Bidang Media dan Humas KONI DIY