Yogyakarta (16/6/2020) konidiy.or.id – Salah satu subcabang olahraga (subcabor) yang berada di bawah naungan Federasi Aerosport Seluruh Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (FASI DIY) yakni Gantolle menerima bantuan peralatan dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DIY di kantor setempat pada Selasa (16/6).
Bantuan yang diserahkan langsung oleh Anggota Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI DIY Wesley Heince Parera Tauntu, SE., kepada perwakilan Gantolle tersebut meliputi seperangkat pesawat gantolle atau hang glider berukuran S senilai Rp 85 jutaan dengan bobot sekitar 25 kilogram (kg).
“Peralatan untuk Gantolle kami serahkan, setelah sebelumnya harus menunggu karena kondisi saat ini. Menggunakan ukuran S karena disesuaikan dengan berat badan atlet. Semoga dapat dimanfaatkan dengan baik,” ujar Wesley kemarin.
Seperti diketahui, bantuan peralatan diberikan oleh KONI DIY kepada 19 cabor / 24 subcabor Pemusatan Latihan Daerah Pekan Olahraga Nasional (Puslatda PON) XX DIY. Sebagian di antaranya telah diserahkan seperti catur, renang lintasan, renang indah, polo air, biliar, rugby, panjat tebing, atletik, bola voli pantai, taekwondo, wushu, dan sepatu roda. Namun demikian, sejumlah peralatan dari cabor/subcabor lainnya belum semuanya dapat dikirimkan karena terkendala dalam proses pengiriman dari luar kota maupun luar negeri akibat pandemi Covid-19. Termasuk di dalamnya peralatan gantolle, yang setelah beberapa lama baru dapat dikirimkan dari Italia.
“Alat baru datang dari Italia, tapi belum bisa diujicobakan. Karena tempat yang biasa untuk latihan juga masih ditutup,” jelas M. Rosyid Ridho, atlet Gantolle Puslatda PON XX DIY.
Di masa pandemi Covid-19 saat ini, dirinya yang belum dapat melakukan aktivitas latihan gantolle pun berupaya untuk terus menjaga kondisi dengan melakukan latihan mandiri secara rutin di rumah. Seperti melakukan jogging hingga bersepeda mengelilingi wilayah DIY. Dan sebelum melakukan aktivitas, dirinya tak lupa untuk selalu mengonsumsi air lemon hangat setiap pagi hari. Kemudian untuk mengatasi beratnya beban hang glider yang harus ditanggung nantinya, Rosyid yang kini berusia 62 tahun, juga rutin melakukan latihan gym di rumah guna mengasah kemampuan dan kekuatan fisiknya.
“Pernah pakai ukuran M, bisa terbang tapi tidak bisa turun. Kalau balapan turun lama, padahal harus cepat. Maka dari itu sekarang gunakan S, yang disesuaikan dengan berat badan saya 55 kg, untuk mencapai titik balap,” paparnya.
Pria peraih medali emas di PON XVII Kalimantan Timur (Kaltim) Tahun 2008 ini pun berharap supaya pandemi segera berakhir, sehingga dirinya dapat segera berlatih kembali. Dirinya yang telah menerjuni gantolle sejak tahun 1984-an ini juga ingin menjajal angin Papua, yang menjadi tuan rumah PON XX Tahun 2021 mendatang. Sebagai informasi, Rosyid yang turun di kelas B junior ini nantinya akan bertanding di nomor mendarat dan jarak jauh.
“Biasa latihan di Parangtritis, Wonogiri, Kopeng, Telomoyo, seminggu sekali. Tidak bisa langsung karena tergantung jadwal angin juga, tempatnya bergantian,” kata dia.
Perihal lawan yang akan dihadapi di PON, Rosyid menyebut atlet dari Jawa Timur, Jawa Barat, dan DKI Jakarta bakal menjadi saingan berat nantinya. Namun demikian dirinya optimis dapat memberikan hasil terbaik bagi Kontingen DIY, terutama melalui nomor jarak jauh. Selain usaha, adapun persoalan mental dan keberuntungan juga menjadi salah satu faktor dalam meraih kemenangan.
Foto & Teks : Bidang Mobilisasi Sumber Daya, Promosi, Media dan Humas KONI DIY