Yogyakarta (5/5/2021) koni.jogjaprov.go.id – Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Olahraga dan Penelitian serta Pengembangan (Litbang) Komite Olahraga Nasional Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (KONI DIY)
bekerja sama dengan Tim Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta (PPM UNY) 2021 membekali Pelatih Pemusatan Latihan Daerah Pekan Olahraga Nasional (Puslatda PON) XX Papua Provinsi DIY dengan Buku Saku Anti-Doping Panduan Bagi Atlet, Pelatih dan Praktisi Olahraga untuk Mencegah Doping dalam Bimbingan Teknis (Bimtek) Psikologi, Nutrisi dan Doping di Ruang Rapat Lantai II KONI DIY pada Rabu (5/5). Dalam buku ini tercantum pengetahuan dasar perihal daftar obat untuk gangguan kesehatan sehari-hari, terutama yang boleh digunakan dan yang tidak boleh digunakan.
Di antaranya meliputi pereda nyeri/penurun panas/pereda radang, obat batuk dan pilek, obat sesak napas/asma, obat maag (gastritis) obat mual/muntah, obat diare, obat pencahar, obat ambeien, obat antidiabetes, obat/alat kontrasepsi, obat antihipertensi, obat gangguan jantung, obat penurun kolesterol (LDL dan trigliserida), obat antirematik, obat gangguan asam urat (gout/pirai), obat pelemas otot (antikram), obat penenang, obat antiepilepsi, obat antibiotik, obat antialergi, obat anestesi lokal, obat tetes telinga, obat salep/krim kulit, peningkat stamina/penambah energi, obat antimikrobiotik, obat antijamur, dan obat tetes atau salep mata.
Tidak ketinggalan, di dalamnya juga memuat tentang daftar bahan dan metode yang termasuk doping. Mulai dari daftar zat yang dilarang baik dalam kompetisi maupun luar kompetisi, lalu daftar metode yang dilarang baik dalam kompetisi maupun luar kompetensi, zat yang dilarang hanya dalam kompetisi, hingga zat yang dilarang pada olahraga tertentu. Perihal belum dicantumkannya nama merek obat yang memiliki kandungan-kandungan seperti yang dimaksud di atas, KONI DIY mengimbau kepada atlet/pelatih untuk selalu berkonsultasi dengan bidang terkait terlebih dahulu sebelum mengonsumsinya.
“Dengan adanya buku saku yang berukuran kecil dan praktis ini, memudahkan bisa dibawa kemanapun dan dimanapun oleh pelatih maupun atlet. Yang perlu diperhatikan terutama daftar obat yang bertuliskan warna biru, dan daftar yang dilarang berwarna merah,” ujar Ketua Bidang (Kabid) IPTEK Olahraga dan Litbang KONI DIY Prof. Dr. dr. B.M. Wara Kushartanti, M.S.
Ketua Umum KONI DIY Prof. Dr. H. Djoko Pekik Irianto, M.Kes., yang hadir dalam kegiatan dengan didampingi Wakil Ketua II Dr. Rumpis Agus Sudarko, M.S., Kabid Pembibitan dan Pembinaan Prestasi Drs. Agung Nugroho, M.Si., serta Anggota Wesley Heince Parera Tauntu, S.E., mengimbau dan mengingatkan kepada seluruh pelatih untuk betul-betul memperhatikan dan mengawasi segala asupan makanan dan minuman, hingga obat dan lainnya yang dikonsumsi oleh atlet. Terutama kepada cabang olahraga (cabor) binaraga yang rentan dengan hal tersebut. Dikemukakannya, hal ini bahkan juga telah ditugaskan oleh Pengurus Besar (PB) PON dan KONI Pusat, yang apabila nantinya dalam PON XX Papua terdapat temuan kasus doping maka cabor ini tidak akan dipertandingkan dalam PON XXI Aceh-Sumut Tahun 2024 mendatang. Dalam hal ini Tim Dokter KONI DIY pun juga akan bekerja sama dengan pelatih untuk turut melakukan pengawasan.
“Berharap materi yang diberikan betul-betul aplikatif, dan ini para atlet sudah masuk periode pra-kompetisi, sehingga harapan kita tidak ada masalah berarti. Dan dengan materi nutrisi, doping, dan psikologi itu bisa memenuhi keterpenuhan gizinya, dan utamanya mereka yang riskan terhadap doping, sehingga kita berikan wawasan, gambaran, dan masalah-masalah doping yang sering dihadapi seperti apa, dan antisipasi sehingga tidak terjadi hal itu. Karena yang terkait dengan doping ini sudah di-warning betul oleh PB PON dan KONI Pusat utamanya di cabor binaraga,” jelas Prof. Djoko. Kaitannya dengan edukasi perihal doping, lanjut dia, tentu akan diberikan secara terus menerus dan berkelanjutan. Ini juga sebagai upaya preventif dan persiapan guna menghadapi program PB PON dan KONI Pusat mengenai Out of Competition (OOC), yakni semacam pemeriksaan tes doping mendadak yang dilakukan kepada atlet saat latihan, maupun seusai bertanding.
Pelatih Puslatda PON XX Papua Provinsi DIY Cabor Binaraga Seno Ariwibowo ketika dikonfirmasi menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya melakukan pengawasan dengan ketat, sekaligus konsultasi dengan Tim Dokter KONI DIY secara kontinu, terutama terkait dengan suplemen-suplemen yang aman dikonsumsi oleh atlet baik saat latihan, maupun dan obat yang diperbolehkan saat sakit.
Terkait dengan materi psikologi yang disampaikan oleh Anggota Bidang IPTEK Olahraga dan Litbang Drs. Haryanto, M.Si., diharapkan juga dapat mengasah kematangan bertanding atlet, yang beberapa di antaranya juga mulai melaksanakan kegiatan try out dan harapannya peak performa pada Oktober 2021 mendatang. Pelatih juga didorong supaya dapat terus memberikan semangat kepada para atlet dan Kontingen DIY diminta untuk all out dengan segala kekuatan dan kemampuannya, guna mencapai target yang diinginkan yakni minimal 11 medali emas dalam PON XX Papua Tahun 2021.
Foto & Teks : Bidang Promosi, Media dan Humas KONI DIY