Pertama kalinya, Komite Olahraga Nasional Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (KONI DIY) bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta (FIK UNY) mengadakan tes fisik yang disertai dengan tes kesehatan dan tes psikologi bagi atlet Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) KONI DIY Level 1 dan 2 di Stadion Atletik dan Sepak Bola UNY, GOR UNY, dan kompleks FIK UNY pada Minggu (09/12/2018).
Dikemukakan oleh Wakil Ketua Umum II KONI DIY Drs. Rumpis Agus Sudarko, MS., kegiatan tersebut harus diikuti oleh semua atlet Puslatda KONI DIY Level 1 dan 2, mengingat tes fisik ini menjadi indikator promosi degradasi atlet sekaligus tolak ukur keberhasilan dari program Puslatda yang telah dimulai sejak awal tahun 2018 jelang kualifikasi Pra-Pekan Olahraga Nasional (PON) Tahun 2019. Di sisi lain, melalui tes ini juga dapat melihat sejauh mana kesiapan dan peningkatan fisik atlet. Kemudian dengan ditambahkan tes kesehatan, pihaknya dapat mengetahui kondisi kesehatan atlet yang sesuai dengan standar pemenuhan kesehatan atau tidak. Dan melalui tes psikologi pihaknya dapat melihat kesiapan mental, tingkat stres, maupun motivasi yang dimiliki atlet.
“Ini merupakan tes fisik kedua di tahun (2018) ini, nantinya akan coba membandingkan dengan tes awal yang dilakukan pada Juli (2018) lalu, seperti bagaimana peningkatan fisiknya. Kalau tes kesehatan dan psikologi ini belum pernah, baru sekali ini, dari sisi psikologi ingin melihat tingkat stres dan motivasi atlet seperti apa,” urai Rumpis kepada Bidang Media dan Humas KONI DIY di sela-sela kegiatan.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Bidang Sport Science, Iptek & Litbang KONI DIY Dr. dr. BM. Wara Kushartanti, MS., mengemukakan bahwa dalam tes kesehatan ada beberapa tahapan yang dilalui oleh atlet. Di antaranya pengukuran lingkar perut, tinggi badan, dan penimbangan berat badan. Lalu pengukuran denyut nadi dan tekanan darah atas maupun bawah, serta pengambilan sampel darah untuk mengetahui kadar hemoglobin (HB) dalam darah, kondisi trombosit, leukosit, eritrosit, hingga SGOT yang dapat mengecek tentang kerusakan otot yang tercermin dalam darah.
“Untuk tes psikologi ada empat jenis tes yang harus dijalani atlet, seprti EPPS, DISC, Grafis, dan Wartegg yang kesemuanya untuk melihat kepribadian dan karakter individu,” jelas dr. Muhammad Ikhwan Zein, Sp.KO., Anggota Bidang Sport Science, Iptek & Litbang KONI DIY.
Sementara itu dalam hal fisik, para atlet menjalani serangkaian tes seperti lari 30 meter, shocken test, triple hop test, bleep test, vertical jump, hingga side step test. Sejumlah 86 atlet Puslatda KONI DIY Level 1 dan 2 dari total 162 atlet, berkesempatan mengikuti kegiatan tersebut. Mulai dari cabang olahraga (cabor) dan subcabor aeromodelling, atletik, balap sepeda, biliar, voli pantai, judo, panjat tebing, pencak silat, renang indah, sepatu roda, taekwondo, terjun payung, wushu, binaraga, renang, balap motor, kempo, voli indoor, woodball, dansa, hingga polo air. Beberapa atlet lainnya belum dapat mengikuti tes karena tengah mengikuti sejumlah kejuaraan dan pertandingan di sejumlah wilayah. Sedangkan 9 atlet terbang layang, dalam waktu yang bersamaan juga tengah menjalani tes serupa di Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa (Lakespra) dr. Saryanto Jakarta Selatan. Direncanakan dalam waktu dekat yakni tes fisik, kesehatan, dan psikologi susulan bagi para atlet yang pada Minggu (09/12/2018) belum dapat mengikuti kegiatan tersebut.
Caption Foto : (duduk) Atlet Timnas Indonesia Voli Pantai Asian Games 2018 sekaligus atlet Puslatda KONI DIY Level 1 Yokebed Purari Eka Setyaningrum ketika tengah menjalani serangkaian tes kesehatan di Stadion Atletik dan Sepak Bola UNY pada Minggu (09/12/2018).
Foto & Teks : Bidang Media dan Humas KONI DIY