KONI DIY

logo koni

KONI

Daerah Istimewa Yogyakarta

PERSIAPAN PON, ATLET GANTOLE DIY ASAH KEMAMPUAN DI GUNUNG TELOMOYO & GUNUNG GAJAH

PERSIAPAN PON, ATLET GANTOLE DIY ASAH KEMAMPUAN DI GUNUNG TELOMOYO & GUNUNG GAJAH

Yogyakarta (27/5/2021) koni.jogjaprov.go.id – Di tengah minimnya pertandingan cabang olahraga (cabor) di Indonesia karena kondisi pandemi Covid-19, atlet Pemusatan Latihan Daerah Pekan Olahraga Nasional (Puslatda PON) XX Papua Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Subcabor Gantole Muhammad Rosyid Ridho tetap terus bersemangat menjalani pelatihan guna mengasah kemampuannya, sebagai persiapan menghadapi PON XX Papua pada Oktober 2021 mendatang. Baru-baru ini bersama Pelatih Adri Relantia, pria 64 tahun tersebut melakoni latihan di Gunung Telomoyo dan Gunung Gajah, Jawa Tengah, selama dua (2) hari pada Rabu-Kamis (26-27/5).     

“Untuk pelatihan rutin kami selalu menyesuaikan kondisi arah angin dari depan atau istilahnya headwind, guna menghadapi pertandingan di PON. Saat ini tahapan latihan untuk endurance ketahanan fisik bagi atlet Pak Rosyid, dan kepekaan dalam membaca thermaling yang ada untuk mencapai ketinggian yang diperlukan saat pertandingan di kelas cross country atau XC. Selain thermaling dan cliff, juga pelajari gumpalan awan yang bisa mengangkat ketinggian yang diperlukan,” ujar Adri. 

Adapun untuk start atau lok take off, lanjut dia, atlet melakukannya di lokasi Gunung Gajah dengan ketinggian sekitar 1.200 meter (m). Juga di lokasi Gunung Telomoyo dengan ketinggian 1.500 m hingga maksimal 1.700 m. Hal ini mengingat dalam nomor pertandingan XC, atlet harus mencapai ketinggian 1.500-1.700 m tersebut. Dan begitu mencapai ketinggian itu, atlet kemudian menentukan target menuju tern point atau TP yang sudah ditentukan guna menuju TP selanjutnya. Sebagai informasi, atlet DIY ini bakal mengikuti 2 nomor di PON XX Papua yakni nomor andalannya XC dan nomor ketepatan mendarat.  

“(Hasil latihan) pada Rabu (26/5) shorty, lalu pada Kamis (27/5) shorty juga, dengan lama terbang 1-2 jam. Sejauh ini latihan khususnya untuk menghadapi PON, 2 kali seminggu, dengan prediksi untuk 1-2 bulan kondisi angin bagus, biasanya kami kroscek arah angin terlebih dahulu dengan menanyakan hal itu ke pihak Lok Terbang. Untuk bulan-bulan Lok angin headwind, di Telomoyo pada akhir Mei-Oktober, di Wonogiri pada Juni-Oktober, dan Parangtritis pada September-Maret,” jelasnya.  

Sementara itu Ketua Umum KONI DIY Prof. Dr. H. Djoko Pekik Irianto, M.Kes., AIFO., yang berkesempatan melakukan monitoring dan evaluasi (monev) sekaligus pendampingan cabor gantole bersama dengan Tim Satuan Tugas (Satgas) PON XX Papua Provinsi DIY yakni Drs. Agung Nugroho, M.Si., Wesley Heince Parera Tauntu, S.E., dan Drs. Prawendro, AS., mengapresiasi pelatihan intensif yang dilakoni oleh atlet senior tersebut. Meskipun seringkali dalam latihan, terkendala kondisi alam seperti cuaca berawan. Perihal tersebut pihaknya memahami, namun demikian dirinya mendorong supaya atlet juga dapat menjalani program pelatihan 18 jam per minggu. Mengingat saat ini pelatihan atlet Puslatda DIY sudah memasuki tahapan prakompetisi. Dan untuk menutupi kekurangan jam latihan itu, pelatih dapat memberikan program latihan fisik. 

“Terkendala try out karena tidak banyak pengda cabor ini yang melakukan uji coba itu, solusinya bisa dilakukan latihan bersama dengan Tim Jateng misalnya. Ini bisa menjadi tolak ukur kita untuk evaluasi peningkatan prestasi menuju PON, yang waktunya tinggal lima (5) bulan lagi. Perbanyak jam latihan dan tempat latihan ada beberapa alternatif, meski tidak bisa terjadwal setiap hari, kekurangan latihan bisa dengan latihan fisik untuk penuhi periode prakompetisi 18 jam per minggu. Pak Rosyid ini satu-satunya atlet gantole DIY yang termasuk senior dan diperhitungkan oleh lawan-lawannya, berharap dapat menghasilkan medali terbaik,” imbuh Prof. Djoko. 

Foto : Istimewa

Teks : Bidang Promosi, Media dan Humas KONI DIY

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top