Yogyakarta (15/4/2020) konidiy.or.id – Beredarnya kabar dari media massa terkait tentang penundaan pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Tahun 2020 Papua dari semula direncanakan pada 20 Oktober hingga 02 November 2020, kemudian berubah menjadi tahun 2021, turut menjadi perhatian Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (KONI DIY) Prof. Dr. Djoko Pekik Irianto, M.Kes., AIFO. Dikemukakan, saat ini pihaknya masih menunggu pemberitahuan resmi dari KONI Pusat maupun Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terkait hal tersebut. Walaupun diketahui pada Selasa (14/4/2020), Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Kemenpora telah menyepakati penundaan karena pandemi Covid-19 tersebut dalam rapat kerja yang digelar secara virtual di Jakarta.
“Kalau penundaan memang harus kita tunggu, karena memang belum ada kepastian (dari KONI Pusat dan Kemenpora). Tapi memang ada kecenderungan untuk penundaan di tahun 2021,” ujar Prof Djoko seusai memimpin rapat di kantor KONI DIY pada Rabu (15/4).
Namun demikian, Guru Besar Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta (FIK UNY) ini menyampaikan, pihaknya tentu telah menyiapkan beberapa opsi untuk merespon penundaan itu. Dari segi waktu misalnya, KONI DIY mengusulkan supaya penundaan pelaksanaan PON tidak terlalu jauh dari jadwal semula. Sebab hal ini tentu akan berimbas pada membengkaknya anggaran Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) PON XX.
“Usulan dari DIY, kalau mundur ya sekitar akhir bulan Maret atau awal April 2021,” jelasnya.
Dengan asumsi, lanjut dia, pada awal Januari atau Februari 2021 anggaran daerah belum cair. Dan baru diperkirakan cair pada akhir Maret atau April 2021. Perihal program Puslatda PON XX, dirinya memastikan hal ini akan tetap berjalan hingga tahun 2021. Walaupun saat ini anggaran yang telah dipersiapkan hanya tersedia hingga Oktober 2020. Pihaknya tentu akan segera melakukan rasionalisasi anggaran, sehingga dapat dipergunakan hingga Desember 2020.
Dan untuk anggaran akomodasi PON tahun 2020, akan dialihkan untuk pengadaan peralatan dan program Puslatda PON XX di tahun 2021. Sedangkan akomodasi PON XX Tahun 2021 akan diajukan kembali di tahun tersebut. Sebagai informasi pada tahun 2020 ini, KONI DIY mendapatkan anggaran dana hibah dari Pemda DIY sekitar Rp 29 miliar. Dari Rp. 29 miliar tersebut, sekitar 75 persen dipergunakan untuk persiapan hingga keberangkatan untuk mengikuti PON XX Papua.
“Prinsip Puslatda tetap berjalan, tentu dengan merasionalkan anggaran. Dan namanya Puslatda itu tidak boleh di-cut secara tiba-tiba karena terkait dengan pencapaian prestasi puncaknya. Juga dari aspek training tidak mungkin yang namanya Puslatda itu berhenti,” kata dia.
Dalam hal ini, pihaknya juga menggandeng pengurus daerah cabang olahraga (pengda cabor) terkait untuk memastikan latihan dapat terus berjalan. Seperti yang diketahui, ada 141 atlet dan 54 pelatih dari 19 cabor / 24 subcabor yang masuk dalam SK Puslatda PON XX Papua Tahun 2020. Meliputi atletik, wushu, binaraga, billiar, rugby, terbang layang, bola voli pantai, sepatu roda, terjun payung, taekwondo, panahan, panjat tebing, pencak silat, kempo, aeromodelling, tarung derajat, menembak, catur, polo air, renang perairan terbuka, renang artistik, gantole, balap motor, dan judo.
Foto & Teks : Bidang Mobilisasi Sumber Daya, Promosi, Media dan Humas KONI DIY