Yogyakarta (6/11/2021) koni.jogjaprov.go.id – Komite Olahraga Nasional Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (KONI DIY) berencana mengawali program Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Pra-PON (Pekan Olahraga Nasional) Aceh-Sumatra Utara (Sumut) pada awal tahun 2022 mendatang.
Dikemukakan oleh Ketua Umum KONI DIY Prof. Dr. H. Djoko Pekik Irianto, M.Kes., AIFO., bahwa pihaknya mempersiapkan segala sesuatunya lebih awal untuk menghadapi PON XXI Aceh-Sumut Tahun 2024 mendatang, termasuk di dalamnya Pra-PON Tahun 2023 karena tidak lepas dari tujuan DIY untuk kembali meraih prestasi terbaik pada ajang olahraga multievent tertinggi di Indonesia tersebut.
Di samping itu juga tidak lepas dari hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh pihaknya seusai penyelenggaraan PON XX Papua pada 2-15 Oktober 2021. Sebagai informasi, pada ajang tersebut Kontingen DIY mampu menorehkan 8 medali emas, 12 perak, 18 perunggu, dan mencatatkan peringkat 15 bersama-sama dengan Provinsi Sumatra Barat (Sumbar).
“Persiapan menuju PON XXI Tahun 2024 harus dimulai hari ini, bukan besok atau lusa. KONI DIY akan mengadakan Puslatda Pra-PON Aceh-Sumut mulai awal tahun 2022,” ujar Prof. Djoko.
Perihal hasil evaluasi PON XX Papua Tahun 2021, lanjut dia, Kontingen DIY telah mencatatkan tingkat keberhasilan hingga 73 persen, dengan sejumlah medali di atas. Dan menurutnya para atlet, pelatih, dan ofisial dari 24 cabang olahraga (cabor) tersebut telah berjuang maksimal, namun demikian dinilai belum mampu meraih keberhasilan hingga 100 persen.
“Hasil tersebut perlu dievaluasi secara menyeluruh sebagai bahan pembinaan dan persiapan menuju PON XXI Tahun 2024 Aceh- Sumut. Sepulang dari Papua, KONI DIY telah mengadakan evaluasi internal pada tanggal 23 Oktober 2021, sekaligus evaluasi teknis pada tanggal 30 Oktober 2021 bersama dengan para pelatih dari 24 cabor,” jelasnya.
Ada beberapa poin evaluasi teknis yang telah dirangkum di dalamnya. Pertama, atlet dinilai kurang mengikuti kegiatan try out atau ajang uji coba tanding karena kondisi pandemi Covid-19. Kedua, adanya faktor kecemasan dari para atlet terhadap hasil tes PCR baik sebelum berangkat ke Papua, maupun tes Swab Antigen yang harus dijalani setiap sebelum pertandingan. Ketiga, adanya penjurian yang dinilai kurang fair di beberapa cabor.
Keempat, terjadinya sejumlah insiden pada cabor seperti bermotor dan sepatu roda. Kelima, pada cabor rugbi atlet mengalami cedera patah tulang. Kelima, suhu Papua yang panas dan tinggi dinilai mengganggu performa atlet. Keenam, kondisi cuaca yang unpredictable atau tidak dapat diprediksi sehingga cabor aero sports seperti gantole, terjun payung dan terbang layang terkendala dalam pertandingan. Ketujuh, venue pertandingan cabor rugbi dengan rumput sintetis dan trek lintasan cabor sepatu roda yang standar internasional, tidak mampu diadaptasi oleh para atlet.
“Pada tanggal 27 November 2021, KONI DIY juga akan mengadakan evaluasi eksternal secara menyeluruh dengan narasumber Pemda DIY, Chef de Meeting (CdM), akademisi, perwakilan pelatih cabor, yang akan dibahas bersama-sama dengan Bidang Pembibitan dan Pembinaan Prestasi KONI DIY, pengda cabor, serta KONI Kabupaten/Kota, dan media,” imbuh dia.
Foto & Teks : Bidang Promosi, Media dan Humas KONI DIY