Yogyakarta (28/7/2021) koni.jogjaprov.go.id – Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (KONI DIY) Prof. Dr. H. Djoko Pekik Irianto, M.KEs., AIFO., menyampaikan enam (6) pandangan dalam Rapat Virtual yang digelar oleh KONI Pusat bersama dengan KONI Provinsi se-Indonesia pada Selasa (27/7), kaitannya dengan kesiapan kontingen peserta Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua Tahun 2021.
Pertama, bahwa DIY siap menyukseskan penyelenggaraan PON XX Papua pada 2-15 Oktober 2021 mendatang. Dalam hal ini seluruh atlet, pelatih, ofisial DIY juga telah divaksinasi sehingga dari aspek persyaratan vaksinasi dinilai telah terpenuhi. Kedua, berharap peraturan mutasi atlet PON betul-betul diterapkan dengan semestinya. Yang tentunya dengan menggunakan pedoman mutasi dalam rangka PON XX Papua, dan bukannya mutasi oleh Pengurus Besar (PB) cabang olahraga.
“Kenapa ini kita tekankan karena kita masih punya catatan beberapa atlet kita utamanya renang indah itu melakukan perpindahan tanpa mutasi yang sesuai dengan peraturan. Sehingga kita berharap jangan sampai nanti ada atlet proses mutasi tidak selesai atau belum melakukan proses mutasi, tapi tiba-tiba atlet dari DIY itu memperkuat tim provinsi lain,” tegas Prof. Djoko.
Ketiga, lanjut dia, dalam rangka tes kesehatan pihaknya mengusulkan untuk menggunakan tes swab antingen, bukan tes swab pcr, yang dapat dilakukan di laboratorium legal masing-masing daerah. Sehingga kemudian saat tiba di Papua, harapannya tidak dilakukan tes lagi. Ada dua (2) alasan yang menjadi pertimbangan usulan tersebut. Yakni dari sisi medis yang kalau tes swab antigen dapat menunjukkan hasil negatif dan positif melalui indikator satu atau dua garis. Kemudian tes swab pcr yang meskipun hasilnya lebih detail, namun ketika sebetulnya sudah negatif ternyata masih ada sisa virus sekian persen yang kemudian tetap menunjukkan hasil positif. Hal ini yang kemudian dinilai dapat merugikan kontingen peserta, utamanya para atlet yang akan bertanding di PON XX Papua nantinya.
Keempat, KONI DIY juga berharap ada kebijakan khusus dari pihak bandara maupun yang berwenang supaya tidak ada transit menginap saat melakukan perjalanan via udara dari daerah ke Papua. Sebab hal ini tentu akan berdampak pada anggaran pembiayaan kontingen peserta PON XX Papua. Terlebih Kontingen DIY akan memberangkatkan sekitar 270 orang ke ajang olahraga multievent terbesar se-Indonesia itu. Sehingga kemudian mendorong KONI Pusat dan Panitia Besar (PB) PON untuk dapat mengoordinasikan hal ini terutama dengan PT Angkasa Pura sebagai otoritas penyelenggara penerbangan di bandara.
Kelima, berharap para atlet daerah yang kini sedang berada di pemusatan latihan nasional (pelatnas) baik yang sudah berangkat untuk bertanding di Olimpiade Tokyo 2020 Tahun 2021 maupun persiapan SEA Games Tahun 2021 yang kemudian ditunda pada tahun 2022, supaya sesegera mungkin bergabung kembali ke daerah. Guna mempersiapkan latihan kekompakan tim bersama dengan atlet lainnya menuju PON XX Papua. Keenam, perihal tes doping diharapkan nanti untuk manajemen penyelenggaraan tes pada ajang PON itu tetap hanya dilakukan oleh Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI). Kemudian untuk tes doping di luar kompetisi yang disebut dengan out of competition (ooc) itu dapat dilakukan oleh KONI daerah masing-masing dan tenaga bantuan LADI yang ditugaskan dan dibiayai oleh PB PON atau KONI Pusat. Guna mendeteksi secara awal supaya tidak terjadi kasus doping.
“Jadi itu 6 hal yang kita sampaikan dalam Rapat Virtual dengan KONI Pusat yang membahas tentang persiapan PON XX Papua. Sehingga kemudian menjadi gambaran bagaimana kita menyiapkan kontingen nanti sebaik-baiknya,” kata dia.
Sementara itu Wakil Ketua Umum II KONI DIY Dr. H. Rumpis Agus Sudarko, M.S., yang turut mendampingi juga menambahkan bahwa hal-hal yang dibahas dalam rapat ini selanjutnya akan dibicarakan lebih mendetail dalam Delegation Registration Meeting (DRM) dan Chef de Mission (CdM) III pada 2 dan 3 Agustus 2021. Di antaranya perihal pemeriksaan kesehatan peserta dengan tes swab antigen atau tes swab pcr, yang akan dibahas dalam pertemuan khusus dengan PB PON Bidang Kesehatan dan Doping, dan kemungkinan dalam kesempatan CdM III tersebut.
Foto : Istimewa
Teks : Bidang Promosi, Media dan Humas KONI DIY