Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X meresmikan Stadion Mandala Krida Baru Yogyakarta, yang telah selesai masa pembangunan dan renovasi sejak tahun 2012 hingga 2018, di stadion setempat pada Kamis (10/01/2019) pagi.
Dibiayai langsung dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DIY dengan total senilai Rp 174,4 miliar, proses pembangunan stadion tersebut dilaksanakan secara bertahap. Diawali dengan penyusunan ‘Detail Engineering Design’ (DED) oleh PT. Arsigraphi pada tahun 2012, kemudian dilanjutkan dengan proses konstruksi pada tahun 2013 oleh PT. Karya Agung, tahun 2014 oleh PT. Waskita Karya, tahun 2015 oleh PT. Waskita Karya, tahun 2016 oleh PT. Duta Mas Indah (DMI), tahun 2017 oleh PT. DMI dan PNN, hingga tahun 2018 oleh PT. Sasmito.
“Venue atau arena yang kita bangun di Stadion Mandala Krida Baru ini meliputi venue panjat tebing, yang selesai dibangun akhir tahun 2016, dan oleh PB FPTI digunakan Pelatnas Asian Games 2018, yang di ajang itu menyumbangkan 3 medali emas, 2 perak, 1 perunggu. Lalu venue bola voli pasir, yang begitu selesai juga digunakan Pelatnas dan di Asian Games 2018 mampu menyumbang 2 medali perak, 1 perunggu,” ujar Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) DIY Drs. R. Kadarmanta Baskara Aji dalam penyampaian Laporan Peresmian Pembangunan Stadion Mandala Krida Baru.
Di samping itu, juga venue bola basket ‘outdoor’, arena sepatu roda, arena balap motor, lapangan sepak bola, musala, hingga sirkuit atletik yang bersertifikat internasional. Untuk melengkapi kesempurnaan Stadion Mandala Krida Baru tersebut, dikemukakan ada empat hal perencanaan yang pengadaannya dilaksanakan pada tahun 2020. Di antaranya lampu stadion dan lampu penerangan jalan, kursi tribun, ‘videotron score board’, dan ‘food court’.
“Mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, atas karunia dan perkenan-Nya pada momen bersejarah ini kita semua bisa berkumpul dengan penuh suka cita dan rasa bangga, pada momen kali ini menghidupkan kembali stadion kebanggaan masyarakat Yogyakarta yakni Mandala Krida Baru,” jelas Gubernur DIY dalam penyampaian Sambutan Peresmian Stadion Mandala Krida Baru.
Lebih lanjut dikemukakan, bahwa Stadion Mandala Krida Baru bukanlah sekadar stadion biasa, tetapi merupakan manifestasi dari jiwa sportifitas bagi seluruh insan olahraga dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat Yogyakarta. Citra sportifitas itu merupakan napas budaya yang terus hidup dan senantiasa ditumbuhkembangkan, melalui even-even yang tentunya sudah tidak minder lagi terhadap pertandingan berskala internasional. Pengelolaan yang profesional adalah kunci keberlangsungan stadion ini, yang mencitrakan dirinya sebagai wadah olahraga sekaligus olah rasa, dan olah jiwa, bagi pelaksanaan pertandingan atau kejuaraan pada level apapun.
Stadion yang memiliki daya tampung 25 ribu penonton ini selekasnya harus dihidupkan kembali. Sejak dibangun tahun 1976 silam, stadion ini sudah menyimpan memori kolektif bagi insan olahraga di wilayah Yogyakarta atas sejumlah prestasi melalui perjuangan maupun kompetisi. Memori tersebut, menurut Ngarsa Dalem harus ditumbuhkan seindah venue-venue dalam Stadion Mandala Krida Baru ini. Dirinya pun mengingatkan bahwa keindahan itu harus dipupuk dan dirawat agar generasi sekarang dan masa depan, bisa terus menikmati dan merasakan gelora semangat sportifitas para ‘Satriya’ yang sesungguhnya.
“Mari kita tunjukkan bahwa citra Yogyakarta yang sportif pada berbagai aspek kepada Indonesia dan Dunia. Hari ini adalah awal di mana kemasyhuran stadion ini ditunjukkan dengan prestasi atas even-even yang diadakan, sehingga menghidupi kehidupan dunia olahraga yang sesungguhnya. Stadion ini harus dijauhkan dari tangan-tangan jahil yang mengganggu dinamika sportifitas dan merusak citra Yogyakarta sebagai wilayah yang menjunjung tinggi kebudayaan,” tegasnya.
Olahraga adalah manifestasi kebudayaan dan stadion tersebut menjadi simbol kebudayaan yang memiliki makna, mampu menghasilkan sosok ‘Satriya Utama’ yang sesungguhnya. Ngarsa Dalem juga mengimbau kepada masyarakat Yogyakarta untuk selalu mengibarkan panji-panji sportfitas yang memiliki moralitas dan perspektif ‘humanity’ dalam semua sudut stadion, serta merawat dan meramaikannya sebagai janji kepada masa depan.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur DIY didampingi Kepala Disdikpora DIY juga melakukan penandatanganan prasasti, serta pemotongan untaian pita bunga secara simbolis untuk peresmian Stadion Mandala Krida Baru. Dilanjutkan dengan peninjauan beragam fasilitas dan venue cabang olahraga (cabor) atletik, sepak bola, panjat tebing, dan subcabor bola voli pasir yang terdapat di dalam Stadion Mandala Krida Baru, bersama dengan perwakilan DPRD DIY, FORKOPIMDA DIY, BPD DIY, para pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah (Pemda) DIY, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) DIY Prof. Dr. Djoko Pekik Irianto, M.Kes., AIFO., serta sejumlah tamu undangan.
Tidak ketinggalan, Sri Sultan Hamengku Buwono X juga menghadiri pelaksanaan Kejuaraan Atletik BPD DIY Championship #4 yang diadakan oleh Disdikpora DIY bekerja sama dengan BPD DIY dan Pengurus Daerah (Pengda) Cabor Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) DIY. Dan beliau berkesempatan melepaskan tembakan start untuk nomor lari 900 meter (m) putra dan putri, serta menyerahkan hadiah kepada para atlet pemenang nomor tersebut.
Foto & Teks : Bidang Media dan Humas KONI DIY