Yogyakarta (02/5/2020) konidiy.or.id – Komite Olahraga Nasional Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (KONI DIY) memutuskan untuk mengakhiri program Pemusatan Latihan Daerah Pekan Olahraga Nasional (Puslatda PON) XX DIY Level 1 dan 2 hingga April 2020, dan mengubahnya dengan Puslatda format minimalis mulai bulan Mei sampai dengan Desember 2020.
Hal tersebut menjadi salah satu bentuk ‘redesign’ kegiatan maupun program KONI DIY dalam mengupayakan Puslatda tetap diadakan, meskipun PON XX Papua diundur pada Oktober 2021 dan adanya ‘refocusing’ anggaran karena pandemi Covid-19. Seperti halnya yang telah disampaikan Ketua Umum KONI DIY Prof. Dr. Djoko Pekik Irianto, M.Kes., AIFO., di KONI DIY pada Sabtu (02/5).
Bahwa tujuan diadakannya Puslatda Minimalis tersebut, yakni untuk mempertahankan prestasi dan kondisi yang telah dicapai selama Puslatda sebelumnya, sehingga pada saat memulai kegiatan Puslatda yang normal kembali pada Januari 2021 mendatang, kondisi atlet tidak dilakukan dari nol lagi untuk mencapai puncak prestasi PON pada Oktober 2021. Di sisi lain juga untuk mengikat komitmen para atlet dan pelatih agar tetap gigih berlatih, serta siap membela DIY pada PON XX Papua 2021 mendatang.
“Kami berharap atlet dan juga pelatih tetap semangat dan gigih untuk berlatih,” ujar Prof. Djoko.
Lebih lanjut dijelaskan, monitoring kegiatan Puslatda pun tetap berada di bawah pengawasan langsung Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI DIY. Sebab Satuan Tugas (Satgas) Puslatda PON XX DIY juga turut ditiadakan. Perihal Surat Keputusan (SK) KONI DIY Nomor 04 Tahun 2020 tentang Pemberian Uang Pembinaan kepada Atlet dan Pelatih Puslatda PON XX Papua juga nantinya ada perubahan. Terutama dalam hal peniadaan atlet/pelatih level 1 dan 2 yang kemudian berganti menjadi Puslatda Minimalis dengan skema status sama, serta honorarium atlet/pelatih yang dipastikan menurun dari sebelumnya. Hal tersebut masih dikaji lebih lanjut oleh KONI DIY.
Wakil Ketua II KONI DIY Drs. Rumpis Agus Sudarko, MS., menambahkan, ‘redesign’ tersebut tidak hanya meliputi pembinaan jalur khusus Puslatda, namun juga termasuk kegiatan pendukungnya. Seperti bimbingan teknis (bimtek), latihan bersama, hingga pemberian suplemen. Di samping itu, juga pembinaan prestasi olahraga lainnya. Seperti pembinaan reguler yang meliputi bantuan kejuaraan daerah (kejurda), kejuaraan nasional (kejurnas), pelatihan pelatih, dan sebagainya. Namun demikian, pihaknya tetap akan mengupayakan bantuan organisasi pengurus daerah cabang olahraga (pengda cabor) sejumlah Rp 5 juta per tahun tetap dapat diberikan. Dalam hal ‘refocusing’ anggaran perlu diketahui bahwa KONI DIY juga melakukan penghematan anggaran hingga Rp. 20 miliar atau sekitar 70 persen, dari total dana hibah yang diterima sekitar Rp. 29 miliar.
Foto & Teks : Bidang Mobilisasi Sumber Daya, Promosi, Media dan Humas KONI DIY